Friday, November 26, 2010

Coro pretungan mangsa adat jawi

CORO PRETUNGAN MANGSA ADAT JAWI tegese : Patokan Masa Januari masa 7 Ket : Panas lan onten tendagan kemarau sedelo/sebentar ( 3 mingguan ) Pebruari masa 8 Ket : Masa Udan lan mbanjir maret masa 9 Ket : Masa udan Mbanjir lan ugu bledeg nganmpar ngampar April masa 10 Ket : Masa Tua tapi masih onten udanne Mei masa 11 Ket : masa Tua tapi masih onten udane Jelang musim kemarau Juni masa 12 Ket : Masa tua pun bade mlebu musim kemarau Juli masa 1 Ket : masa kemarau Agustus masa 2 Ket masa kemarau September masa 3 Ket masa ahir Kemarau Oktober masa 4 Ket awal masa Udan Nopember masa 5 masa udan Desember masa 6 mas udan coro pretungan : sebabipun masa 7 iku bulan januari niku coro pretunge mangkene = januari iku bulan 1 sedangkan masa itu constan ( 6 ) maka januari iku ( 1 ) + 6 = masa 7 ( tujuh ). Penjelasan lanjut : masa iku namung dugi masa 12 Petakenan/pertanyaan opo bulan 12/Desember iku masa 18 jawabipun lepat/salah sebab masa iku namung dugi masa 12 , mangkene cecoro lanjutipun : Pretungan masa nileipun si jeneng masa iku ( 6 ) + bulan namung sampai bulan juni / masa 6 = masa 12 sedangkan bulan juli/7 mboten di + malih tapi dipun kurangi ( - ) tegese 7/juli - masa /6 = masa 1 / januari lan sapiturute dugi bulan Desember /12 dipun kurang si jeneng masa /6 . contoipun : Ngendikake mangsa iku andadikake samu barang kang gawe yen mangsa iku pun di titen mergane seg rikolo jaman semono kui menungsa serawung barang gawe inggihpuniku nopomawon pun menangi pangalaman , saupomo seg masa tetandur bulan januari pangalamanne niku tetandurannnnnn iku sue ngilire atanapi kasarre niku cunggringen sebab bulan janunari iku masane kasebat masa 7 , masi iku uara panas lan onten tendakan atanapi musim ketiga/kemarau sekitar tigo pekan/minggu saeipun kangge tandur /tanem niku bulan oktober atanapi masa 4 . niku bab pretungan masa mudah-muhan onten manfaatipun.
 
CANDRA SENGKALA :
Sistim Penanggalan Jawa disebut juga Penanggalan Jawa Candrasangkala atau perhitungan penanggalan bedasarkan peredaran Bulan mengitari Bumi. Petungan penanggalan Jawa sudah dicocokkan dengan penanggalan Hijriah. Namun demikian pencocokkan ini bukanlah menjiplak sepenuhnya juga memperhunakan perhitungan yang rumit oleh para leluluhur kita.

Ada perbedaan yang hakiki antara sistim perhitungan penanggalan Jawa dengan penanggalan Hijriah, perbedaan yang nyata adalah pada saat penetapan pergantian hari ketika pergantian sasi/bulan.
Candrasangkala Jawa menetapkan bahwa pergantian hari ketika pergantian sasi waktunya adalah tetap yaitu pada saat matahari terbenam (surup – antara pukul 17.00 sampai dengan 18.00), sedangkan pergantian hari ketika pergantian sasi/bulan pada penanggalan Hijriah ditentukan melalui Hilal dan Rukyat.
Mencari hari baik
Dalam melakukan hajat perkawinan, mendirikan rumah, bepergian dan sebagainya. Kebanyakan orang jawa dahulu, mendasarkan atas hari yang berjumlah 7(senin-minggu) dan pasaran yang jumlahnya ada 5, tiap hari tentu ada rangkapannya pasaran, jelasnya : tiap hari tentu jatuh pada pasaran tertentu.
Menurut peritungan Jawa pada umumnya dikenal 7 hari yang masing-masing mempunyai jumlah berlainan;
•Akad (Minggu) jumlah naptu 5
•Senen (Senin) jumlah naptu 4
•Selasa (selasa)jumlah naptu 3
•Rebo (Rabu) jumlah naptu 7
•Kemis (Kamis) jumlah naptu 8
•Jumuah (Jum’at)jumlah naptu 6
•Setu (Sabtu) jumlah naptu 9
Selain hari, orang Jawa juga sangat percaya adanya watak yang diakibatkan dari pengaruh Dasaran. dikenal adanya 5 pasaran yaitu
•Kliwon jumlah naptunya 8
•Legi jumlah naptunya 5
•Pahing jumlah naptunya 9
•Pon jumlah naptunya 7
•Wage jumlah naptunya 4

Neptu hari atau pasaran kelahiran untuk perkawinan
Hari dan pasaran dari kelahiran dua calon temanten yaitu anak perempuan dan anak lelaki masing-masing dijumlahkan dahulu, kemudian masing masing dibuang (dikurangi) sembilan.
Misalnya :
Kelahiran anak perempuan adalah hari Jumat (neptu 6) wage (neptu 4) jumlah 10, dibuang 9 sisa 1
Sedangkan kelahiran anak laki-laki ahad (neptu 5) legi (neptu 5) jumlah 10 dikurangi 9 sisa 1.
Menurut perhitungan dan berdasarkan sisa diatas maka perhitungan seperti dibawah ini:
Apabila sisa:
1 dan 4 : banyak celakanya
1 dan 5 :bisa
1 dan 6 : jauh sandang pangannya
1 dan 7 : banyak musuh
1 dan 8 : sengsara
1 dan 9 : menjadi perlindungan
2 dan 2 : selamat, banyak rejekinya
2 dan 3 : salah seorang cepat wafat
2 dan 4 : banyak godanya
2 dan 5 : banyak celakanya
2 dan 6 : cepat kaya
2 dan 7 : anaknya banyak yang mati
2 dan 8 : dekat rejekinya
2 dan 9 : banyak rejekinya
3 dan 3 : melarat
3 dan 4 : banyak celakanya
3 dan 5 : cepat berpisah
3 dan 6 : mandapat kebahagiaan
3 dan 7 : banyak celakanya
3 dan 8 : salah seorang cepat wafat
3 dan 9 : banyak rejeki
4 dan 4 : sering sakit
4 dan 5 : banyak godanya
4 dan 6 : banyak rejekinya
4 dan 7 : melarat
4 dan 8 : banyak halangannya
4 dan 9 : salah seorang kalah
5 dan 5 : tulus kebahagiaannya
5 dan 6 : dekat rejekinya
5 dan 7 : tulus sandang pangannya
5 dan 8 : banyak bahayanya
5 dan 9 : dekat sandang pangannya
6 dan 6 : besar celakanya
6 dan 7 : rukun
6 dan 8 : banyak musuh
6 dan 9 : sengsara
7 dan 7 : dihukum oleh istrinya
7 dan 8 : celaka karena diri sendiri
7 dan 9 : tulus perkawinannya
8 dan 8 : dikasihi orang
8 dan 9 : banyak celakanya
9 dan 9 : liar rejekinya
Neptu hari dan pasaran dari kelahiran calon mempelai laki-laki dan perempuan, ditambah neptu pasaran hari perkawinan dan tanggal (bulan Jawa) semuanya dijumlahkan kemudian dikurangi/ dibuang masing tiga, apabila masih sisa :
1 = berarti tidak baik, lekas berpisah hidup atau mati
2 = berarti baik, hidup rukun, sentosa dan dihormati
3 = berarti tidak baik, rumah tangganya hancur berantakan dan kedua-duanya bisa mati.
Neptu hari dan pasaran dari kelahiran calon mempelai laki-laki dan perempuan, dijumlah kemudian dikurangi / dibuang empat-empat apabila sisanya :
1 = Getho, jarang anaknya,
2 = Gembi, banyak anak,
3 = Sri banyak rejeki,
4 = Punggel, salah satu akan mati
Hari kelahiran mempelai laki-laki dan mempelai wanita, apabila :
Ahad dan Ahad, sering sakit
Ahad dan Senin, banyak sakit
Ahad dan Selasa, miskin
Ahad dan Rebo, selamat
Ahad dan Kamis, cekcok
Ahad dan Jumat, selamat
Ahad dan Sabtu, miskin
Senen dan Senen, tidak baik
Senen dan Selasa, selamat
Senen dan Rebo, anaknya perempuan
Senen dan Kamis, disayangi
Senen dan Jumat, selamat
Senen dan Sabtu, direstui
Selasa dan Selasa, tidak baik
Selasa dan Rebo, kaya
Selasa dan Kamis, kaya
Selasa dan Jumat, bercerai
Selasa dan Sabtu, sering sakit
Rebo dan Rebo, tidak baik
Rebo dan Kamis, selamat
Rebo dan Jumat, selamat
Rebo dan Sabtu, baik
Kamis dan Kamis, selamat
Kamis dan Jumat, selamat
Kamis dan Sabtu, celaka
Jumat dan Jumat, miskin
Jumat dan Sabtu celaka
Sabtu dan Sabtu, tidak baik

HARI-HARI UNTUK MANTU DAN IJAB PENGANTIN
(baik buruknya bulan untuk mantu):
1. Bulan Jw. Suro : Bertengkar dan menemui kerusakan (jangan dipakai)
2. Bulan Jw. Sapar : kekurangan, banyak hutang (boleh dipakai)
3. Bulan Jw Mulud : lemah, mati salah seorang (jangan dipakai)
4. Bulan jw. Bakdamulud : diomongkan jelek (boleh dipakai)
5. Bulan Jw. Bakdajumadilawal : sering kehilangan, banyak musuh (boleh dipakai)
6. Bulan Jw. Jumadilakhir : kaya akan mas dan perak
7. Bulan Rejeb : banyak kawan selamat
8. Bulan Jw. Ruwah : selamat
9. Bulan puasa : banyak bencananya (jangan dipakai)
10. Bulan Jw. Syawal : sedikit rejekinya, banyak hutang (boleh dipakai)
11. Bulan Jw. Dulkaidah : kekurangan, sakit-sakitan, bertengkar dengan teman (jangan dipakai)
12. Bulan Jw. Besar : senang dan selamat

BULAN TANPA ANGGARA KASIH
Hari anggara kasih adalah selasa kliwon, disebut hari angker sebab hari itu adalah permulaan masa wuku. Menurut adat Jawa malamnya (senin malam menghadap) anggara kasih orang bersemedi, mengumpulkna kekuatan batin untuk kesaktian dan kejayaan. Siang harinya (selasa kliwon) memelihara, membersihkan pusaka wesi aji, empu mulai membikin keris dalam majemur wayang.
Bulan – bulan anggoro kasih tidak digunakan untuk mati, hajat-hajat lainnya dan apa saja yang diangggap penting.
Adapun bulan-bulan tanpa anggara kasih adalah:
1. dalam tahun Alib bulan 2 : Jumadilakhir dan besar
2. dalam tahun ehe bulanl 2 dan : jumadilakhir
3. dalam tahun jimawal bulan 2 : Suro dan rejeb
4. dalam tahun Je bulan 2 : Sapar
5. dalam tahun Dal bulan 2 : yaitu sapar dan puasa
6. dalam tahun Be bulan 2 : mulud dan syawan
7. dalam tahun wawu bulan 2 : Bakdomulud/syawal
8. dalam tahuin Jimakir bulan 2 : Jumadilawal dan Dulkaidkah

SAAT TATAL
Saat tatal dibawah ini untuk memilih waktu yang baik untuk mantu juga untuk pindah rumah, berpergian jauh dan memulai apa saja yang dianggap penting.
Ketentuan saat itu jatuh pada pasaran (tidak pada harinya ) :
1. pasaran legi : mulai jam 06.00 nasehet.mulai jam 08.24 Rejeki : mulai jam 25.36 rejeki mulai dri jam 10 48 selamat, mulai jam 13.12 pangkalan atau (halangan) mulai jam 15.36 pacak wesi
2. pasaran pahing : mulai jam 06.00 rejeki, jam 08.24 selamat, jam 10.48 pangkalan, jam 13.12 pacak wesi, jam 15.36 nasehat.
3. pasaran pon : mulai jam 06.00 selamat, jam 08.24 pangkalan, jam 10.48 pacak wesi, jam 13.12 nasehat, jam 15.36 rejeki
4. pasaran wage mulai jam 06.00 pangkalan, jam 08.24 pacak wesi, jam 13.12 nasehat jam 15.36 selamat.
5. pasaran kliwon, mulai jam 06.00 pacak wesi, jam 08.24 nasehat, jam 10.48 rejeki, jam 13-12 selamat jam 13.36 pangkalan.

HARI PASARAN UNTUK PERKAWINAN
Neptu dan hari pasaran dijumlah kemudian dikurangi/dibuang enam-enam apabila tersisa:
1 jatuh, mati, (tidak baik) asalnya bumi
2 jatuh, jodoh (baik) asalnya jodoh dengan langit
3 jatuh , selamat atau baik asalnya barat
4 jatuh, cerai atau tidak baik asalnya timur
5 jatuh, prihatin (tidak baik) asalnya selatan
6 jatuh, mati besan (tidak baik) asalnya utara
Dalam berdagang orang jawa mempunyai petungan (prediksi) khusus untuk mencapai sukses atau mendapatkan angsar (pengaruh nasib) yang baik, sehingga menjadikan rezekinya mudah. Diantaranya petungan tersebut sebagai berikut :
Dalam “kitab primbon” (pustaka kejawen) terdapat berbagai cara dan keyakinan turun-temurun yang harus dilakukan orang yang akan melakukan kegiatan usaha perdagangan. Untuk memulai suatu usaha perdagangan orang jawa perlu memilih hari baik, diyakini bahwa berawal dari hari baik perjalanan usahapun akan membuahkan hasil maksimal, terhindar dari kegagalan.
Menurut pakar ilmu kejawen abdi dalem Karaton Kasunanan Surakarta, Ki KRM TB Djoko MP Hamidjoyo BA bahwa berdasarkan realita supranatural, menyiasati kegagalan manusia dalam usaha perlu diperhatikan. Prediksi menurut primbon perlu diperhatikan meski tidak sepenuhnya diyakini. Menurut Kitab Tafsir Jawi, dina pitu pasaran lima masing-masing hari dan pasaran karakter baik. Jika hari dan pasaran tersebut menyatu, tidak secara otomatis menghasilkan karakter baik. Demikian juga dengan bulan suku, mangsa, tahun dan windu, masing-masing memiliki karakter baik kalau bertepatan dengan hari atau pasaran tertentu.
Golek dina becik (mencari hari yang baik) untuk memulai usaha dagang pada hakekatnya adalah mencari perpaduan hari, pasaran, tahun, windu dan mangsa yang menghasilkan penyatuan karakter baik. Misalnya pada hari rebo legi mangsa kasanga tahun jimakir windu adi merupakan penyatuan anasir waktu yang menghasilkan karakter baik.
Setiap karya akan berhasil sesuai dengan kodrat, jika dilakukan dalam kondisi waktu yang netral dari pencemaran, sengkala maupun sukerta. Manusia diberi kesempatan oleh Tuhan untuk beriktiar menanggulangi sukerta dan sengkala dengan melakukan wiradat. Misalnya dengan ruwatan atau dengan ajian rajah kalacakra, sehingga kejadian buruk tidak menjadi kenyataan.
Orang yang akan membuka usaha pun dapat melakukan upaya sendiri pada malam hari sebelum memulai usaha, yaitu berdoa mendasari doa kepada Tuhan sambil mengucapkan mantera rajah kalacakra Salam, salam, salam Yamaraja jaramaya, yamarani niramaya, yasilapa palasiya, yamidora radomiya, yamidasa sadamiya, yadayuda dayudaya, yasilaca silacaya, yasihama mahasiya.
Kemudian menutup dengan mantera Allah Ya Suci Ya Salam sebanyak 11 kali.
Untuk usaha perdagangan orang jawa yang masih percaya pada petung, akan menggunakannya baik untuk menentukan jenis barang maupun tempat berdagang dan sebagainya. Petung tersebut didasarkan weton (kelahiran dari yang bersangkutan). Peluang merupakan filsafat kosmosentris bahwa manusia dan alam tidak dapat dipisahkan. Manusia merupakan bagian dari alam semesta sehingga geraknya tidak dapat lepas dari gerak alam, sebagaimana waktu dan arah mata angin.
Orang jawa mempunyai keyakinan bahwa saat dilahirkan manusia tidak sendirian karena disertai dengan segala perlengkapannya. Perlengkapan itu merupakan sarana untuk bekal hidup dikemudian hari, yaitu bakat dan jenis pekerjaan yang cocok. Di dalam ilmu kejawen kelengkapan itu dapat dicari dengan petung hari lahir, pasaran, jam, wuku tahun dan windu.
ilmu petung bukanlah klenik melainkan merupakan hasil analisa dari orang-orang jawa pada masanya. Hasil analisa itu ditulis dalam bentuk primbon. Dengan petungan jawa, orang dapat membuat suatu analisa tentang anak yang baru lahir berdasarkan waktu kelahirannya. Misalnya anak akan berhasil jika menjadi pegawai, atau sukses jika menjadi pedagang.
Petung yang demikian itu juga digunakan di dalam dunia perdagangan. Orang jawa masih mempercayainya, akan menggunakan petung dengan cermat. Dari menentukan jenis dagangan waktu mulai berdagang diperhitungkan. Semua sudah ada ketentuannya berdasar waktu kelahiran yang bersangkutan.
Penerapan petung untuk usaha perdagangan akan menambah kemungkinan dan percaya diri untuk meraih sukses. Kepercayaan diri akan membuat lebih tepat dalam mengambil keputusan. Prediksi menurut petung di dalam perdagangan bukan hanya ada pada budaya orang jawa saja. Dalam budaya Cina misalnya, hingga kini perhitungan itu masih berperan besar, sekali pun pengusaha Cina itu sudah menjadi konglomerat.
Di Cina petung itu ada dalam Kitab Pek Ji atau Pak Che (delapan angka) yang juga berdasarkan kelahiran seseorang, yaitu tahun kelahiran memiliki nilai 2, bulan nilai 2, hari memiliki nilai 2 dan jam kelahiran nilai 2.
Meskipun orang lahir bersamaan waktu, rezeki yang diperoleh tidak sama karena yang satu menggunakan petung sedangkan yang lainnya tidak.
Banyak pula orang yang tidak mempercayai petung. Mereka menganggapnya klenik atau tahayul. Mereka berpendapat dengan rasionya dapat manipulasi alam. Anggapan demikian belum pas, meskipun manusia dapat merekayasa, alam ternyata akan berjalan sesuai dengan mekanismenya sendiri
Untuk perhitungan mendirikan / pindahan rumah
A. Pertama-tama yg diperhitungakan adalah Bulan Jawa, yaitu :
1. Bulan Sura = tidak baik
2. Bulan Sapar = tidak baik
3. Bulan Mulud (Rabingulawal) = tidak baik
4. Bulan Bakdamulud (Rabingulakir) = baik
5. Bulan Jumadilawal = tidak baik
6. Bulan Jumadilakir = kurang baik
7. Bulan Rejeb = tidak baik
8. Bulan Ruwah (Sakban) = baik
9. Bulan Pasa (Ramelan) = tidak baik
10. Bulan Sawal = sangat tidak baik
11. Bulan Dulkaidah = cukup baik
12. Besar = sangat baik
Berdasarkan perhitungan diatas, bulan yg baik adalah : Bakdamulud, Ruwah, Dulkaidah, dan Besar.
B. Langkah kedua yaitu menghitung jumlah hari dan pasaran dari suami serta istri.
1. Suami = 29 Agustus 1973
- Rabu = 7
- Kliwon = 8
- Neptu (Total) = 15
2. Istri = 21 Desember 1976
- Selasa = 3
- Kliwon = 8
- Neptu (Total) = 11
Jumlah Neptu Suami + Istri = 15 + 11 = 36
C. Langkah ketiga, menghitung Pancasuda.
Jumlah ((Neptu suami + Neptu Istri + Hari Pindahan/Pendirian Rumah) : 5). Bila selisihnya 3, 2, atau 1 itu sangat baik. Cara ini disebut PANCASUDA.
PANCASUDA :
1. Sri = Rejeki Melimpah
2. Lungguh = Mendapat Derajat
3. Donya/Gedhong = Kaya Harta Benda
4. Lara = Sakit-Sakitan
5. Pati = Mati dalam arti Luas
Lalu mengurutkan angka hari pasaran mulai dari jumlah yang paling kecil yaitu (selasa (3) + wage (4) = 7), hingga sampai jumlah yang paling besar yaitu (Sabtu (9) + Pahing (9) = 18.
7 + 36 = 43 : 5 sisa 3 = Cukup Baik
8 + 36 = 44 : 5 sisa 4 = Tidak Baik
9 + 36 = 45 : 5 sisa 5 (yg habis dibagi 5 dianggap sisa 5) = Jelek Sekali
10 + 36 = 46 : 5 sisa 1 = Baik Sekali
11 + 36 = 47 : 5 sisa 2 = Baik
12 + 36 = 48 : 5 sisa 3 = Cukup Baik
13 + 36 = 49 : 5 sisa 4 = Tidak Baik
14 + 36 = 50 : 5 sisa 5 = Jelek Sekali
15 + 36 = 51 : 5 sisa 1 = Baik Sekali
16 + 36 = 52 : 5 sisa 2 = Baik
17 + 36 = 53 : 5 sisa 3 = Cukup Baik
18 + 36 = 54 : 5 sisa 4 = Tidak Baik
Dari paparan tersebut diketahui hari baik untuk mendirikan rumah tinggal, khusus bagi pasangan suami–istri yang hari-pasaran-lahir keduanya berjumlah 36 adalah :
Terbaik 1 :
a. hari-pasaran berjumlah 10 ( Selasa Pon, Jumat Wage dan Minggu Legi)
b. hari-pasaran berjumlah 15 (Rabu Kliwon, Kamis Pon dan Jumat Pahing)
Terbaik 2 :
a. hari-pasaran berjumlah 11 (Senin Pon, Selasa Kliwon, Rabu Wage dan Jumat legi)
b. hari-pasaran berjumlah 16 (Rabu Pahing, Kamis Kliwon dan Sabtu Pon)
Terbaik 3 :
a. hari-pasaran berjumlah 7 (Selasa Wage)
b. hari-pasaran berjumlah 12 (Senin Kliwon, Selasa Pahing, Rabu Legi, Kamis Wage dan Minggu Pon)
c. hari-pasaran berjumlah 17 (Kamis Pahing dan Sabtu Kliwon)
D. Selanjutnya pilih salah satu dari 21 hari baik yang berada dalam bulan Bulan Bakdamulud, Bulan Ruwah, Bulan Dulkaidah dan Bulan Besar,
yaitu:
1. Bulan Bakdamulud (Rabingulakir)
Bulan baik untuk mendirikan sesuatu termasuk rumah tinggal. Keluarga yang bersangkutan mendapat wahyu keberuntungan, apa yang diinginkan terlaksana, cita-citanya tercapai, selalu menang dalam menghadapi perkara, berhasil dalam bercocok-tanam, berkelimpahan emas dan uang, mendapat doa restu Nabi, dan lindungan dari Allah.
2. Bulan Ruwah (Sakban)
Bulan baik untuk mendirikan rumah tinggal. Rejeki melimpah dan halal, disegani, dihormati dan disenangi orang banyak, mendapat doa Rasul.
3. Bulan Dulkaidah
Cukup baik, dicintai anak istri, para orang tua, saudara, dan handaitaulan. Dalam hal bercocok-tanam lumayan hasilnya. Banyak rejeki dan cukup uang. Keadaan keluarga harmonis, tentram, damai dan mendapatkan doa dari Rasul.
4. Bulan Besar.
Baik, banyak mendapat rejeki, berkelimpahan harta-benda dan uang. Anggota keluarga yang berdiam di areal rumah-tinggalnya yang dibangun pada bulan Besar merasakan ketentraman lair batin, serta dihormati.
Terbaik 1 :
1. Selasa Pon,
2. Jumat Wage,
3. Minggu Legi,
4. Rabu Kliwon,
5. Kamis Pon,
6. Jumat Pahing,
Terbaik 2 :
7. Senin Pon,
8. Selasa Kliwon,
9. Rabu Wage,
10. Jumat legi,
11. Rabu Pahing,
12. Kamis Kliwon,
13. Sabtu Pon,
Terbaik 3 :
14. Selasa Wage,
15. Senin Kliwon,
16. Selasa Pahing,
17. Rabu Legi,
18. Kamis Wage,
19. Minggu Pon,
20. Kamis Pahing,
21. Sabtu Kliwon,
Contoh : Jum’at Pahing
- 20 April 2007
- 07 September 2007
- 21 Desember 2007
Dalam astrologi Jawa juga dikenal adanya bintang, yang biasa disebut Wuku; ada 30 wuku yang masing-masing mempunyai Dewa (Betara) pelindung (yang kemudian sering dijadikan simbol dari wuku tersebut, seperti misalnya dalam zodiak Sagitarius disimbolkan manusia dengan badan kuda sedang memanah), hari baik, hari sial, dan watak serta bakat sendiri-sendiri. Ke 30 wuku tersebut adalah sebagai berikut:
1 . Sinta dewa pelindung Dewa Betara Jamadipati
2. Landep dewa pelindung Dewa Betara Mahadewa
3. Wukir dewa pelindung Dewa Betara Mahajekti
4. Kurantil dewa pelindung Dewa Betara Langsur
5. Tolu dewa pelindung Dewa Betara Baju
6. Gumbreg dewa pelindung Dewa Betara Tjandra
7. Warigalit dewa.pelindung Dewa Betara Asmara
8. Warigagung dewa pelindung Dewa Betara Maharesi
9. Djulungwangi dewa pelindung Dewa Betara Sambu
10. Sungsang dewa pelindung Dewa Betara Gana
11. Galungan dewa pelindung Dewa Betara Kamadjaja
12. Kuningan dewa pelindung Dewa Betara Indera
13. Langkir dewa pelindung Dewa Betara Kala
14. Mandasija dewa pelindung Dewa Betara Brama
15. Djulungpudjud dewa pelindung Dewa Betara Guritna
16. Pahang dewa pelindung Dewa Betara Tantra
17. Kuruwelut dewa pelindung Dewa Betara Wisnu
18. Marakeh dewa pelindung Dewa Betara Surenggana
19. Tambir dewa pelindung Dewa Betara Siwah
20. Medangkungan dewa pelindung Dewa Betara Basuki
21. Maktal dewa pelindung Dewa Betara Sakri
22. Wuje dewa pelindung Dewa Betara Kuwera
23. Manahil dewa pelindung Dewa Betara Tjitragotra
24. Prangbakat dewa pelindung Dewa Betara Bisma
25. Bala dewa pelindung Dewa Betari Durga
26. Wugu dewa pelindung Dewa Betara Singdjalma
27. Wajang dewa pelindung Dewa Betari Sri
28. Kuwalu dewa pelindung Dewa Betara Sadana
29. Dukut dewa pelindung Dewa Betara Sakri
30. Watugunung dewa pelindung Dewa Betara Anantaboga
Dalam memperhitungkan perjodohan seorang harus menghitung jumlah naptu dari hari pasaran kedua calon pengantin tersebut. Menurut kepercayaan di jawa, apabila naptu dari dua orang yang akan dijodohkan berjumlah 25 maka hubungan kedua belah tersebut tidak bisa dilanjutkan. Hal ini disebabkan 25 apabila dikurangi 24 tinggal satu (1) angka I ini tidak bisa dibagi dua (perkawinan melibatkan dua orang). Angka 24 ini diambil dari angka 3 dikalikan 8, jadi pada pokoknya angka yang paling dihindari adalah tiga (3). Angka tiga dianggap angka sial, karena angka ini adalah angka pati, tali yang mengikat orang mati (Jawa=Pocongan) berjumlah tiga, jumlah tali itulah yang kemudian dianggap sebagai jumlah angka yang membawa sial. Dan nampaknya orang Jawa pada umumnya masih sangat mempercayai perhitungan ini.
Selain perhitungan jumlah hari pasaran, perkawinan pada masa lalu juga mempunyai pantangan tertentu, seseorang tidak boleh menikah dengan orang yang RUBUH KARANG yaitu:
- Orang yang tinggal saling berhadapan
- Orang yang tinggal saling membelakangi (ketemu punggung)
- Orang yang tinggal tepat bersebelahan di kanan kiri
 

Saturday, July 24, 2010

Ngalamate klambi tiba saka sampiran

Ngalamate klambi tiba sangkng sampiran utawa cantelan.

Jam Awan Bengi



7-8 Arep kelangan lan lara awake Dikonkon ngedolake barang
9-10 Ana wong sumedya ngarah Oleh pagaweyan saka wong liya
11-12 katekan sanak nulung kabecikan Katekan sadulur adoh
1-2 Yen lulungan bakal padu Kelangan barang
3-4 Oleh rejeki akeh sadulure kena perkara
5-6 Kadahyohan arep ngarah barang Katekan sanak mangan enak



Ngalamate ketiban tai cecak

Ngalamate utawi pratondo ketiban tai cecak ;

Sing sapa ketiban tai cecak sirahe, wong kui mau bakal sirna kamulyane utawa kabungahane delapan ( 8 ) perkara. Utawa arep kawirangan gedhe, marga wadone kena goda banjur laku sedheng.

Friday, July 23, 2010

Perhitungan mimpi / petung impen

DASAR :

Werno ngimpi iku ono 3 sebutan

1. Sasmitaningroh atau puspito tajam tegese mimpi ilham utawa mimpi wau bener temen

2. Daradasih tegese impen iki ora ono wahanane janten ingetan sangkang kejadian hari-hari saged
di esut kegawakelu.

3. Cakrabawa tegese impen iku ora ono wahanane sami kayo impen Daradarsih .

CECORO PETUNGAN/PERHITUNGAN MIMPI MANGKENE :

Misale ngimpi pas malem kemis pon , kemis neptune = 8 lan pon neptune = 7 janten kemis pon iku neptune = 15 lah 15 iku di petung saka urutan 1. Sasmitaningroh/puspitotajam, 2. daradasih 3. Cakrabawa dados ngimpi ing dina kemis pon iku CAKRABAWA impen iki ora ono wahanane saged kasebut impen kegawakelu alis ora temen.

Monday, July 19, 2010

Ngalamate/pratondo wong ngimpi/mimpi

1. Di sembur ula, oleh jodho. Dicokot ula, dialani wong. oleh purugan ula mandi, diewani boone. weruh luang/lubang ana ulane pada mati utawa weruh plunsungan ula, dawa umure.

2.. Njupuk banyu wulu, suci lan sampurno pagaweyane. Raup, luwar kasusahane. Adus ing sumure dhewe, arep lara kesambet. Adus kali banyune santer, lara gelis waras, adus ing kali banyune asat , susah rejekine. Slulup kali banyune anyep, utawa nglumpati kali ora bisa bali, lara keras uga bisa mati. Slulup kali banyune adem banget , nandangi gaweneng ratu. Keli ing kali, kapitunan. Keli lumebu ing segara, nemu seneng lan pagaweane utawa pagupajiwane daddi. Ana ing segara, rijekine akeh. Silem banyune butek , rekasa uatawa arep tapa. Silem banyune bening , kepenak. Nyemplung talaga , oleh salah gedhe. Kelelp ing telaga, dibutuhake negara. Ngadeg sanduwure banyu, kesusahan. Lumaku sanduwure banyu ora tumapak, oleh pangkat lan kamulyaan. Kecemplung sumur utawa kali, kesusahan utawa kepaten. Ngelangi ing kali utawa ing segara, katekan karepe. Klelep ing banyu butek, lunga ora bali. Kelelep ing banyu bening, oleh bandha lan ngelmu. Disireti banyu kali, kena perkara. Prakarangane kelebon banyu, kerusakan lan kepaten.

3. Munggah gunung kanti kepenak, munggah pangkat utawa oleh rejeki yen munggah gunung kanti rekasa , nemu kangelan , rumangsa ana ing pucuk gunung, oleh kanugrahan, munggah gunung terus manggon omah ing kono, oleh rejeki lan oleh kamulyaan. munggah gunung ketemu snak, oleh kebecikan.munggah gunung ngunduh woh-wohan, oleh arta. munggah saka jurang oleh pangkat utawa kepenak, munggah mejane dewek oleh pangkat, munggah ing langit oleh arta utawa pangkat. Munggah masjid oleh kanugrahan, munggah loteng oleh pangkat utawa keuntungan.

4. Mangan apem oleh arta. mangan sega janganan arep lara.mangan sega punar oleh barang.mangan sembarang legi karo jeruk arep lara, mangan daging lidah /liat , luar susahe. mangan karo ngadeg oleh arta akeh. mangan daging sapi,kebo,wedusbabi,pitik,oleh kebecikan.yen daging mau dipangan mentahan , oleh arta akeh. kumpulan mangan karo khalipah ( ratu ), utawa wong agung oleh pangkat gede.

5. Ngombe banyu bengawan, kadukan lurahe, ngombe banyu kuwali oleh harta. ngombe banyu bening, oleh ngelmu. ngombe banyu buthek oleh arta ora halal, ngombe banyu kentel, oleh mas salaka, ngobe banyu kali rasane asin, oleh arta ora khalal, ngombe pohan oleh arta.

6. Rumangsa menang karo sapa bae, arep nurunake anank lanang gedhe pangkate. Rumangsa lara banget nemu slamet lan mulya, rumangsa dadi gajah, gede utange lan oleh ngelmu. rumangsa dadi manuk.gede untunge lan oleh kemulyaan. ngrasa pincang dilututi lan kinormatan wong, krasa panas ,oleh arta papancen. krasa adem kelangan. ngrasa apa-apa bae mlebu, nemu slamet,ngrasa ana segara oleh arta. ngrasa seneng, susah utawa lara. ngrasa awake dialingi mega,katutugan karepe. ngrasa awake digawa mega manduwur, slamet. rumangsa gede utawa katon gede awake, slamet lan kesembadaan sasesyane. rumangsa mati ilang rejekine. rumangsa arep mati, dawa umure lan rejekine.

7. Nganggo sadhangan prajurit, susah kacilakan. ngango sandhangan wong miskin, karejeken seneng. nganggo sandhangan wong luhur,oleh arta. nganggo sandhangan mas inten, susah. Cucul sandhangan, kelangan.sandanganne ana kang keri kelangan

8. Rarasan weruh allah, kataekan karepe, weruh nabi rasul, oleh swarga. weruh malaikat,widadari utawa nabi adan, dadi penghulu. weruh swarga katekan karepe. weruh utawa nlebu neraka, dosa gedhe. metu sakang swarga ilang dosane. weruh kiamat, oleh pangkat utawa katekan karepedadi. weruh ratu munggah pangkat. weruh penghulu nemu lara. weruh wong akeh larang pangan lan akeh lelara. weruh lokhmaful utawa maca QUR`AN, OLEH NGELMU. WERUH LINTANG OLEH NGELMU yen lintang temurun lumebu omah, oleh harta lan kanugrahan. weruh omaeh kauban mega, katekan karepe. weruh mega rupane abang utawa ireng susah. weruh srengenge lumaku munggah, katekan karepe. weruh srengenge cedak rembulan oleh anak. weruh awake dewek kasunaran srengenge utawa rembulan arep sugih. weruh udan mas kinasihan wong akeh. weruh udan embun satrune arep mateni. weruh udan woh dadi lurah durjana. weruh udan sue lara keras. weruh udan deres arep weweh, weruh udan angin luar susahe. weruh prahara langit pecah kepaten wong tuwane. weruh angin gedhe sangkang segara, linurugan perang. weruh lintang nduwur ganget oleh kanugrahan. weruh cahaya karepe dadi. weruh geni ing kadohan dawa umure. weruh geni rupane ireng enggal ulih kang di goleki. weruh geni ing ngomah fitnahweruh geni ing nduwur urube dawa umure. weruh kukus geni nyambet gawe susah. weruh geni ing kuburan dawa umure. nyimpen geni ing papangan utawa sawaholeh pari akeh. weruh pepeteng akeh dosane. weruh gelap nyamber oleh pangkat mulya. weruh gunung geni oleh kinasihan gusti lan mulya. weruh geni sekang langit ngobong omah,oleh kasugihan. weruh omah kobong entek, oleh rejeki akeh. weruh kukus metu saka omah, lara. weruh pawone padang oleh suwur. weruh omah rubuh,kasusahan. weruh omah nduwur dileboni oleh sanak wong agung utawa wong tapa oleh rejeki. weruh omah ditinggal disengiti wong. weruh omahe nduwur oleh rejeki utawa sadulure di pundhut wong gedhe. weruh omahnduwur banjur entek turun pangkat. weruh omah dinukak gedege pegatan karo bojone utawa pisah lan wong tuwane. weruh omah kawange nduwur amba oleh pangkat utawa untung. weruh lawange omah ditutup pegaweyane susah. gawe omah tetelu dadi arep rabi lan karepe dadi. weruh gunung oleh arta lan kinasihan wong agung. weruh kembang kesenengan utawa arta. weruh kebo dipaeka wong ora tumeka. weruh kebo utawa sapi di tunggangi oleh kagungan. weruh sapi lumayu utawa mbedath oleh rejeki. weruh macan nyakot utawa nyatek oleh pagaweyan lan kanggep. weruh macan mmbebeda ana perkara. weruh gajah nlebu omah satrune rusak utawa desane kesusahan. weruh gajah kanggep ing ratu,awake ngunggang gajah utawa diiringi gajah kinasihan ratu lan tinurutan karepe. weruh bathang gajah oleh rejeki akeh. weruh gajah mlaku sejeroning omah, oleh pangkat. weruh ula gede karepe dadi. weruh ula akeh dawa umure. weruh kreteg oleh pagaweyan. weruh kreteg tugel kepaten anak utawa putu. weruh tulis ing lawang lara awake lara awake. weruh kali kebek banyune wong desa akeh ngalih. weruh kali banyune cilik bening oleh arta. Werh banyu mili mentas teka, oleh pangkat. weruh telaga akeh banyune oleh pagaweyan. weruh akli banyune santer oleh kabar saka liya nagara. weruh kali sakawit asat nuli banyune, nemu perkara. weruh kali banyune banjir oleh rejeki.weruh sumur ana iwake oleh untung. weruh sumur banyune bening utawa mbanjur ngombe luput dukacita lan oleh ngelmu. weruh sumur temboke rusak cilaka gedhe. kerungu obak segara utawa swara gemelundhung arep lara. weruh tai akeh barang arep di umpentake wong. dodote kena tai ora kepenak atine, omahe akeh tai oleh rejeki. weruh daging sairis oleh kabecikan. weruh tanah utawa gunung jugjrug kesusahan. weruh omah lawange manga, yen perang utawa prakaran kalah. weruh pitik disembeleh kepaten wongtuwane utawa sadulure. weruh ula mandi satrune menang padune. weruh dirham( duwit emas ) panas atine, yen kui mau dirhan sigar tukaran. weruh susune wong lanang gedhe utawa amba daddi pengulu.

9. Anan gerhana srengenge utawa rembulan kesusahan utawa ana ratu rusak negarane. srengenge utawa rembulan ing mangomah oleh karaton utawa kanuggrahan gedhe. weruh srengenge utawa rembulan sigar separo ratu sulaya padha ratu. srengenge utawa rembulan sigar rupane ireng dipenggawe wong. weruh mega tiba murah pangan. lintang kemukus tiba ing omah. untung lan oleh ganjaran. wit-witan gede rubuh kena prakara rusak desane.

10. Ngango kembang disihi wong. nganggo wawangi kasturi utawa regulo lara gelis waras. sirahe disoki wawangi oleh rejeki gawe lara awake dewe rahayu slamet. yen awake nandang lara oleh rejeki. gawe slametan yen main menang.

11. Lunga kaji sampurna pagaweyane. lunga adoh nemu lara. lunga adoh enggal mulih gampang rejekinnya. lunga pasar oleh arta. lumaku tiba-tiba bae ilang pangkate. lumaku kalangan pager ora katekan karepe. lumayu tiba leren saka panggaweyan.

12. anduduk lemah arep padu. anduduk kalen oleh rejeki. anduduk kuburan wong mati oleh untung saka permainan. ngurug dalan kelangan arta. ngarata lemah luwar susahe. ngemek utawa ngupara wong mati oleh arta akeh. ketemu gangke wis mambu susah saka duwit.

13. dirusak utawa dipilara wong nemu rekasa. dingngeri wong wadon oleh wesi aji. digebug kayu tunggak oleh rejeki didjungkati rambute luar susahe. dicakot kewan disihi wong akeh. ditiliki omah disanak pengulu. diwenehi beras apri nemu pakewuh gedhe. ditabok nemu susah. dioyak-oyak maling oleh arta. dipisuhi utawa diuneni ala oleh arta. Dikon menggoni omeh wong oleh pangkat. diundang wong oleh untuk. yen kang ngundang wong agung kang lagi dipayungi kaprabon pangundange sarane ngawe, utawa diwenehi payung kang ana serete oleh pangkat.

14. Tatu awake oleh rejeki yen awake ditatoni wong kacilakan. awake gumeter lara katekan bebaya. awake kebak tuma yen main menang. tangane katumpangngake wong kanggep wong gedhe.sirahe ditumpangi tangane wong katekan karpe. yen awake sing ditumpangi tangane wong lara banget. awake kebanda nemu lara, kaboyong musuh diulihake saka paran. mudhak cilik awake nemu susah. mundhak gedhe awake katekan karepe. sikile gelangan selaka oleh gelangan salaka oleh kabecikan lan kebgjaan. drijine methu getihe oleh arta. cangkeme metu wulune oleh arta . sirahe menthu sungune loro keringan lan mulya yen methu sungune siji lincip cilaka gedhe. Rambute sirah rontog kepaten. katon putih raine oleh wong wadon.

15. Duwe dhayoh lara oleh pitulungan. duwe jago arep duwe anak alang. duwe pitik utawa manuk bojone meteng. Andekep iwak loh, bandher, tambra, grameh, iwak mas, wader, kutuk oleh arta akeh.

16. Ketemu nabi oleh drajad, yen ngimpi saewise tengah wengi oleh kasekten. ketemu wong kang durung weruh katekan karepe. ketemu bapake utawa anake nemu seneng . nemu duwit arep lara samban.

17. Nunggang prahu muringmuring arep duka cita. nunggang parhu ing segara kerem kacilakan desane . nunggang prahu layar rikat lakune oleh rejeki. nunggang jaran susah. nungngang kereta utawa kareta lumebu umah susah.

18. Nunggoni wong mati bisa gumuyu larane enggal waras. mateni wong nganggo golok yen adu jago menang. kerenngan karo wong wadon nganggo gaman oleh untung. ngedum, duwit karo bojone arep pegatan. ngantemi bojone ana rembug. ngantemi wong utawa ngunen - unen nemu susah. lara payah nemu slamet. karubuan kayu, kerusakan. dadi panganten diarak wong akeh arep mati . yen weruh panganten lanang wadon wis ditemukkake ( ora di arak ) lan ngnanggo raja kaputren( menganggo kaya ageming para putri dalem putraning nata ) oleh kanuggrahan.

19. Metu saka alas kelangan. ngobong alas jaya gedhe. perang sabil tentrem lan sampurna pagaweyane. salat nganti tutug rinilan alloh. tetembangan nemu susah. nangis ana ing omah nemu seneng yen nangis ana ing dalan nemu susah . wewedu nemu kawiranngan. jogedan nemu bebaya. nyebul suling tentrem atine. nginang arep kerusakan. lungguh pakunjaran luar susahe . ngising arep kelangan. turu ing lemah nemu seneng. ngrumati wong tuwa oleh rejeki. nyembelih kebo oleh arta. negor wit-witan arep lara. lumaku karo wong wadon dudu bojone kelangan.

Ngalamate kedut/kedutan

Lamun Kedutan :

1. Saranduning awak kabeh tandane arep ndeleng kaendahan
2. Sirahe tandane arep oleh dahulate ratu
3. Embun-embunan tandane arep dadi mantri
4. Bathuk/sirah tengen raep oleh harta
5. Bathuk/sirah kiwa arep nemu suka
6. Alis tengen arep oleh hata
7. Alis kiwa, arep ketemu kekasihe
8. Tlapukan mripat tengen nduwur, arep oleh harta
9. Tlapukan mripat tengen ngisor arep nemu kesusahan.
10. Tlapukan mripat kiwa ndhuwur,arep oleh kebecikan.
11.Tlapukan mripat kiwo ngisor ,arep nangis
12.Tadhahluh tengen,arep nangis.
13. Tadhaluh kiwa, luar saka prihatin.
14. Papadoning mripat tengen arep ningali kekasihe.
15. Papadoning mripat kiwa, arep kekusahan.
16. Wrejilane mripat tengen, arep nagisi wong mati.
17. Wrejilane mripat kiwa, arep ningali wong sakadesa.
18. Pipi tengen arep dipanggawe wong
19. Pipi kiwa arep lara.
20. Irung sisi tengen arep oleh harta halal.
21. Irung sisi kiwa arep ketemu kekasihe.
22. Lambe tengen nduwur, arep oleh srama ( pangan )
23. Lambe tengen ngisor, arep kapenak awake.
24. Lambe kiwa nduwur, arep rarasan karo sabake.
25. Lambe kiwa ngisor arep oleh panggawean becik.
26. Tengah lambe nduwur arep tukaran.
27. Tengah lambe ngisor arep ketemu sanake.
28. Kuping tengen, arep ketemu sanake.
29. Kuping kiwa, arep nemu ujar becik.
30. Janggut tengen, arep dimumule wong agung.
31. Janggut kiwa arep ketemu wong agung diwei panggawean
32.Gulu tengen arep lara epeh.
33. Gulu kiwa arep lara nanging gelis waras.
34. Pundhak tengen, krabate nemu lara
35. Pundhak kiwa arep dimumule wong agung.
36. Pundhak kiwa tengen arep lara.
37. Bahu tengen arep tukaran
38. bahu kiwa , arep lara.
39. Geger tengen arep ana wong teka utang duit.
40. Ula-ula arep lara utawa susah.
41. Geger kiwa, arep nemu kabegjaan.
42. Dadha tengen arep ketemu kekasihe.
43. Dadha kiwa arep weruh wanita ayu banget.
44. Dadha ing tengah, arep oleh kabegjaan.
45. Susu tengen arep oleh harta.
46. susu kiwa arep katekan mantri
47. weteng tengen, arep ulih rejeki akeh
48. weteng kiwa harta akeh
49. kepongpong tengen arep ulih wanita.
50. puser ( wudel ) arep oleh kanugrahan alloh
51. kepongpong kiwa, arep duwe anak, kekempong tengen arep oleh wanita
52. Atine arep ulih arta
53. Tangan tengene utawa kiwa arep ulih arta
54. Epek-epek tengen arep ulih arta
55. Epek-epek kiwa arep oleh babaten sakang dol tinuku
56. Lengen tengen arep ulih rejeki
57. Lengen kiwa arep ulih arta
58. sikut tengen , atine nemu ora kepenak
59. sikut kiwa arep oleh duduka.
60. Driji manis tangan tengen , arep oleh arta
61. Driji manis tangan kiwa, arep ulih wanita
62. Jentik tangan tengen arep dipupu wong
63. Jentik tangan kiwa, karep tinampan dening wong
64. sela-selaning driji tangan tengen arep oleh seneng.
65. Sela-selaning driji tangan kiwa , arep kinasihan wong gede.
66. Jempol tangan tengen arep oleh bojo becik
67. Jempol tangan kiwa arep oleh jodo
68. Panuding kiwa , arep kawirangan.
69. panuding tangan tengen, arep oleh pagawean.
70. Panunggul tangan tengen arep lara
71. Panunggul tangan kiwa arep susah.
72. Lambung tengen arep nemu suah.
73. Lambung kiwa, arep muring-muring
74. Bangkekan tengen n arep oleh kabecikan.
75.Bangkekan kiwa, arep nduweni asih marang wong liya
76. Purus tengen arep jimak.
77. Purus kiwa , arep dadi penghulu.
78. Bokong tengen Arep ana wong kang teka.
79. Bokong kiwa, sihing alloh arep teka.
80. Yen kang keduten kang wong wadon, bokong tengen utawa kiwa, wanita mau arep oleh guru laki ( bojo ).
81. Pupu tengen, arep lumaku utawa tetemon karo kang wong wadon
82. Pupu kiwa arep ana wong anggawa arta, yen lara ana wong anggawa tatamba.
83. Cicingklok tengen, arep dimumule wong.
84. Cicingklok kiwa, arep oleh arta .
85, Wentis tengen arep tukaran.
85. Wentis kiwa , arep ketemu sanake.
86. Gares tengen arep lulungan.
87. Gares kiwa arep di undang wong.
88. Dlamakan tengen arep nemu serik
89. Dlamakan kiwa arep lulungan adoh
90. Sela-selaning driji sikil tengen, arep oleh gawe
91. Sela-selaning dirji sikil kiwa arep oleh jodho.
92. Sikil tengen utawa kiwa. arep oleh arta utawa kaweruhan priyayi.
93. Wawadine, duwe karep ora duwe kawetu.
94. Jubur arep nemu lara.
95. Gorokan tengen, arep nemu bebaya.
96. Gorokan kiwa arep nemu kesusahan gedhe.
97. Githok tengen arep nemu untung.
98. githok kiwa arep weweh.
99. pagelangan tangan kiwa, arep kinasihan wong agung.
100. Pagelangan tangan tengen, arep oleh wahyu becik.

Friday, July 16, 2010

Watake menungsa menurut tai lalat

1. Ing sirah tengen aran MANIK HARGA, akeh begjane lan kasembadan sabarang karepe.

2. Ing sirah iring kiwa, aran JEMJEM, ora nduweni kekencengan, kerep nemu rubeda.

3. Ing sirah mburi aran CANTUKA, sabar. Kendel, temen lan santosa, ayeman sabarang gawe.

4. Ing embun-embun aran DUYUTI, demen goroh culika ngamandhaka.

5. Ing uyeng-uyeng bener, aran PULUNGJATI, pinter titi ngati-ati lan becik banget atine.

6. Ing batuk kiwa utawa tengen aran WERDATAMA, lantip pikire.

7. ing tengah-tengah batuk, aran BERCARA, pinter lan micara, kendel sarta becik atine.

8. Ing pilingan kiwa utawa tengen, utawa karo-karone pisan, aran SRITUWUH, sugih rijeki lan
sabarang kang katihindakake akeh kauntungane.

9. Ing sanduwure tlapukan mata tengen utawa kiwa, utawa karo-karone pisan aran
GUNASAKTI, limpt budine, bisa manjing ing ajur-ajer pangupajiwane sarwa gampang ora
kekurangan.

10. Ing ngisore tlapukan mata tengen utawa kiwa, utawa karo-karone aran PUNGGUNG,
bodo,kesed. puguh lan kangelan sandangpangane.

11. Ing poking mata tengen utawa kiwa, utawa karo-karone pisan aran TAMENG TUWUH ,
meneng, anteng yen gunemen temen.

12. Ing putihing mata tengen utawa kiwa, utawa karo-karone pisan aran BUTA , brangasan,
goroh lan umuk.

13. Ing suluhan njero mripat tengen utawa kiwa , utawa karo-karone pisan aran SRIPADU, lilan,
temen, pinter lan andap asor.

14. Ing alis tengen, aran KAJEN, becik atine lan seneng tutulung.

15. Ing alis kiwa, aran JATMIKA, di tresnani wong akeh, serta yen wis jojodoan akeh begjane lan
slamet.

16. Ing pipi tengen utawa kiwa karo-karone pisan sarta cedak mata ara SRIGATI , demen
sasanakan lan demen weweh, yen ketekan dayoh pradah akeh susuguhane.

17. Ing tengah-tengah pipi tengen utawa kiwa, utawa karo-karone pisan aran TUJUHSIH ,
ditresnani wong akeh lan kerep ditekani wong omahe.

18. Ing tengah-tengah gligir irung, aran TURUNSIH, yen wis due bojo diternani wong lan akeh
begjane.

19. Ing irung saenggon-enggone, aran PULUNGSIH, ditresnani lan akeh begjane, karepe akeh
katurutan.

20. Ing lekikan ngisor irung, aran PALGUNA, limpad wicarane, sregep ing gawe, nanging sering
kangelan rijekine.

21. Ing lambe nduwur, aran GUNASAKTI, pinter lan gampang sandang pangane.

22. Ing lambe ngisor, aran LUMER , becik atine disuyudi wong.

23. Ing kuping tengen utawa kiwa, lan akro-karone pisan, aran SRI KURDA, panasbaran
gampang nepsune.

24. Ing poking cangkem tengen utawa kiwa, utawa karo-karone pisan aran NYLAREM, pinter
micara, nanging angel sandang pangane.

25. Ing janggut saenggon-enggone, aran CIPTAKUKILA demen lan pinter micara, nagning sok
kaladuk.

26. Ing gulu saenggon-enggone, aran SRIDAYA, pinter lan mulur atine.

27. Ing ghitok saenggon-enggone, aran punggel, bodho lan cekak atine.

28. Ing pundak tengen, aran DAYAKARSA santosa kekarepane, apa kang arep ketindakkake.

29. Ing pundak kiwa aran DAYALENA , tanpa kang nduwe kekecengan.

30. Ing dada tengen utawa kiwa, lan karo-karone pisan aran TUNGGULRANA, santosa,kendel

wani ing pakewuh bisa ngentasi gawe.

31. Ing susu kiwa utawa tengen, aran SRIASIH didemeni wong.

32. Ing sanduwure pulung ati, aran RENA, berbudi lan apa karepe bisa kasembadan.

33. Ing geger tengen utawa kiwa aran REKSAMULYA bisa nyimpen wadi

34. Ing wudel aran MANUHARA, becik kelakuane tansah nemu seneng.

35. Ing bangkekan tengen utawa kiwa, utawa karo-karone pisan aran KAPITA temen lan
kenceng karepe.

36. Ing tepak tangan utawa kiwa, utawa karo-karone pisan, aran BUDIAMA, pinter lan akeh

piturute.

37. Ing ula-ula, aran MURWAT, bisa gedhe drajade lan di luluti wong akeh.

38. Ing lengen tengen utawa kiwa , uatawa sakro-karone pisa, lan ing sikut tengen utawa kiwa

aran REKSAMUKA, santosa lan mantep sabarang gawe.

39. Ing gegering epek-epek tengen utawa kiwa aran RAJAKELENG , kuwat badane, yen tangan

mau kanggo nabok sok niwasi.

40. Ing epek-epek tengen utawa kiwa, aran RAGAM bisa nyimpen benda.

41. Ing sikut kiwa utawa tengen , aran GUTAMA ditresnani wong akeh lan dhemen gawe
becikan.

42. Ing lengkongan sikut tengen utawa kiwa aran PURUSA, santosa sedyane.

43. Ing cengklakan tangan tengen utawa kiwa n utawa sakaro-karone pisan, aran TUTUP, bisa

nyimpen wadi.

44. Ing driji tengen utawa kiwa, utawa sakro-karone pisan aran UNGGUL, apa kang
katindakake bisa unggul.

45. Ing ugel-ugel tangan tengen utawa kiwa aran BRASTA, boros tanpa duduga.

46. Ing bokong sisih kiwa utawa tengen aran BASU,kangelan golek sandang pangan mlarat.

47. Ing poking walakangan tengen utawa kiwa, utawa karo-karone pisan, aran BIMALAKU ,
sarwa rikat cukat panggaweane,santosa karepe, nemu kabegjan.

48. Ing perji ( kemaluan ) aran GUTUKBRAMA, akeh begjane.

49. Ing kempol ( betis ) tengen utawa kiwa aran SITARESMI, terang ingetane.

50. Ing bener balunge kempol tengen utawa kiwa aran WREGENG, boros tanpa duduga

51. Ing ugel-ugel sikil tengen utawa kiwa aran PASREN demen nganggon sarwa becik, lan kuwat
lumaku adoh.

52. Ingsikil tengen utawa kiwa aran AMARTANI , kabegjane tatanen.

53. Ing tungkak sikil tengen utawa kiwa aran JUTI, goroh lan demen ngapusi.

54. Ing tlpakan ( dlamakan ) sikil tengen utawa kiwa, utawa karo-karone pisan, aran WECA,
dhemen laku becik lan suci atine.

55. Ing drijing sikil tengen utawa kiwa aran WERDIGUNA , tansyah nindakake kabecikan.

56. Ing dengkul tengen utawa kiwa, aran ANCALA, narima, kuat nandang kasusahan lan kuat
lumaku adoh.

57. Ing lekikaning dhengkul temngen kiwa , utawa karo-karone pisan kurang tetep atine.

Coro perhitungan kangge bebuka usaha

Lampahipun atanapi coro peretungan bubuka dagang :

pertama memilih hari ingkang sae/bagus lan di gunggung atanapi di bagi empat / 4 keterangan ipun ( 1 ) DHAT, ( 2 ) KARAT, ( 3 ) SEKARAT,( 4 ) PERAK . PERITUNGAN MENIKO ingkang sae / bagus tiba marang sifat PERAK saliane perak niku mboten sae , contoniupun mangkene :

misale ngangge dina senen legi ket = senen neptu 4 lan legi neptune 5 lan mbanjur ka gunggung 4 + 5 = 9 neptu senen legi niku = 9 .

cecoroipun 9 kabage 4 / 9 : 4 = 2 sisa 1 janten senen legi niku tiba 3 atanapi jatuh si jeneng SEKARAT lah niki mboten kena di trajang kliwat mboten sae .

contoh dina sae / bagus :

Kemis Kliwon ket : kemis neptune 8 lan kliwon neptune 8 ka gungung = tiba 16 kemis kliwon niku neptune 16 lan 16 di bagi 4 = 4 kemis kliwon niku jatuh ing angka 4 ( PERAK ) sae / bagus.
Pretungan tiba angka PERAK ATANAPI TIBA 4 niku sae kangge dagang atanapi USAHA.
Lan ojo lali sedekahan atanapi slametan ngundang tettonggo lan ndalune kedah salat hajat nyuwun marang gusti alloh.

Thursday, July 15, 2010

Lampahipun kinasihan mustajab

Sesarat ipun amalan KINASIHAN : kedah puoso senen lan kemis laminipun 7 senen lan 7 kemis sedawanipun puoso unggal ba`da salat magrib lan subuh do` KINASIHAN di woco kaping 3 x saderengipun moco do`a ngasih hadiah fatehah marang kanjeng nabi muhamad SAW, nabi yusup As lan nabi daud As do`a amalanipun mangkene :

bismillahhirrahmannirrohim

allohumma badanku tinurut nabi muhamad rupaku tinurut nabi yusup suaraku tinurut nabi daud ing sopowonge krungu suara ingsun manuk mabur mandeg banyu mili meneng wong lanang wedon muslimin muslimat gede lan cilik seneng marang ingsun , wadalallna ha lahum waminha rokubuhum waninha ya kulun. 3 x

catatan unggal-unggal kalimat waminha nyuwun teng qolbu mareng gusti alloh nyuwun di sih sekabehe menungsa sami luluh .

ingkang kangge saperlu amalan di woco saupomo bade neniat ingkang saperlu barang gawe.

Ngalamete lindu / lini utawa gempa

YEN ANA LINDU ING SASI :

1. sura awan, akeh lelara lan prihatin, yen mbengi/malam hari larang pangan

2. Sapar awan, akeh wong pada ngalih panggonan, mbengi wong pada kepenak, kewan ora
kurang
rarambanan.

3. Mulud awan, akeh wong fitnahan, mbengi akeh udan angin

4. Rabingulakir awan, akeh pasulayan lan papati, mbengi akeh prahara, udan angin tapi wong
pada nikmat.

5. Jumadilawal akeh wong padesan akeh woh wong pasulayan fitnahan lan kadurjanahan,
mbengi palagumantung pada gogrog katiga/kemarau panjang, panas banget.

6. jumadilakir awan, akeh maksiat, kemarau panjang, mbengi pada tentrem atine.

7. rejeb awan, pageblug raja kaya, mbengi ing padesaan akeh durjana, lan pada ngalih
panggonan.

8. Ruwah awan akeh lelara lan larang pangan, mbengi akeh wong seneng lan murah sandang
pangan.

9. Pasa awan Wong padesaan pada tukeran, mbengi wong padesaan pada ngalih panggonan.

10. Sawal awan, wong pedesaan pada prihatin, mbengi wong pedesaan pada tukeran, akeh kang
mbakang parentah.

11. Dulkaidah awan, akeh supatane wong tuwa, wong agung pada sulaya, wong padesaan akeh
pada lali maring wong tuwane, mbengi akeh wong mati lan ngalih nagara.

12.Besar awan, Pageblug, akeh dukacita, mbengi akeh udan sarta nemu raharja suka slamet
sakabehe.

Monday, July 12, 2010

Prabawaning dina lan tanggal lahir

Tanggal 1 = dina kuda, becik, bocah lahir ing dina tanggal iku, becik watake yen lara/sakit enggal waras, tutulake seket binuntel kaya wong njunjung jaran binuwang mangidul. Ing dina iku alloh ndadekke nabi adam sabanggawe becik, yen nrajang musuh ala, tinrajang ala, yen ana warta becik temen, warta ala goroh, yen ana barang ing ilang tanggal iku enggal ketemu, kang njupuk wonge cedak cilik praenane, ireng kulite.

Tanggal 2 = dina kidang, bocah lahir ing dina iku, bapa biyung ilang artane, yen nenandur becik, dol tinuku lan lelungan becik, yen lara tutulake gaweya rurupa kidang nganggo glepung buwangen lebona meng geni. Ing dina iku Alloh ndadekna babu kawa saka nabi adam.

Tanggal 3. dina macan, kaliwat alane bocah ing lahir ing dina iku, watake bodo, durjono ing Alloh lan wong tuane, utawa ing ratune, aja gagawean lan lelungan, tutulake gawea rurupa macan, buanga mangidul. ing dina iku kabener Kabil mateni Habil sadulure dewe pada putrane adam sarta nalika Nabi Adam lan kawa katurunake ing donya uga dina iku. yen wong perang ing wayah tengange becik, yen wong lara lawas warase,

Tanggal 4 = Dini kucing bocah lahir ing dina iku becik watake, bekti mareng wong tua lan sering mertapa, nanging yen lahire tengange ala, watake lalaranen ora sabenere, yen buburu becik, yen lulungan ala, yen nrajang musuh pada-pada. yen lara tutulake gaweya rurupa kucing buwanga mangulon.

Tanggal 5 = Dina sapi sabarang ala, bocah lahir ing dina iku, watake durhaka maring wong tua, yen lara banget lawas warase , tutulake gaweya rurpan kaya sapi buwanga mangulon, sarta sedekaha iwak sukupat, dongane tulak bilahi dina iku lahire kabil saka babu kawa. yen shwat ing dina iku mangka dadi, bocahe kliwat durhakane

Tanggal 6 = Dina kebo becik banget, bocah lahir ing dina tanggal iku watake becik bekti ing alloh lan wong tuwane, lelungan darat ala, lalayaran becik, nrajang musuh ala , akeh lan tatu lan mati, yen lara enggal waras, tutulake gaweya rurupan kebo buangan meng alas.

Tanggal 7 = Dina tikus, bocah ing lahir dina iku becik, watake bhekti marinng alloh lan maring wong tua, yen nenandur becik, lulungan ala, yen lara lawas warase, tutulake gaweya rurupa kaya tikus buwangan mengalor sedekahe tukon pasar dongane donga selamet.

Tanggal 8 = Dina lembuwana ( menjangan ) dina lahir tanggal iku becik, watake akeh begjane kinasihan wong agung, wong lulungan ala, dol tinuku ala, yen nrajang lan tinrajang musuh pada rusake, yen ana warta becik temen, yen ala goroh, yen lara tutulake gaweya titiron menjangan buwangen mangulon, ing dina iku alloh ndadikake nabi nuh lan nalika nunggang prahu.

Tanggal 9 = Dina asu, ala banget, bocah lahir ing dina tanggal iku kliwat alane, durhaka maring alloh lan wong tuwane, yen dol tinuku becik,yen perang akeh papati. Ing nalika nabi saleh nandhang bilahi ing dina iku, yen ana warta ora temen, yen lara tutulake gaweya rurupan asu buwangen meng longan, kang lara dusana banyu tawa.

Tanggal 10 = Dina naga, bocah lahir dina iku lewih becik, sabarang sarwa temen, yen lara enggal waras, tutulake gaweya rurupan naga , buwangen ing banyu, yen seba ratu lan seba mantri becik, dina iku tumurune nabi nuh.

Tanggal 11 = Dina wedus, bocah lahir ing dina lan tanggal iku becik, watake akeh dahulate tur akeh rijekine lan dawa umure lan sinung kanugrahan, yen nrajang musuh ala, warta ala goroh, warta becik temen , yen lara gaweya rurupan wedus buwangan mangalor.

Tnggal 12 = Dina mayang, bocah lahir ing dina iku becik, yen ana warta becik temen, warta ala goroh. yen lara tutulake mayang buwanga meng alas utawa dalan prapatan, yen dol tinuku becik, nrajang musuh becik, tinrajang ala

Tanggal 13 = Dina gajah, bocah lahir ing dina tanggal iku akeh larana, yen ana warta becik goroh, warta ala temen, yen lara lawas warase , tutulake gaweya rurupan gajah buwangan mangidul, sabarang gawe ala, dol tinuku ala, yen perang nemu wong kuasa, nrajang musuh becik,tinrajang ala.

Tanggal 14 = Dina singa = luwih becik, bocah lahir dina tanggal iku becik sakabehane, yen lara tutulake suket ginawe rurupan singa lan sedekahan. Ing wektu iku alloh gawe langit lan bumi, swarga neraka. ngaraskursi yen adol becik, lulungan becik nrajang musuh ala trinajang becik lan aja lunga saka panggonanne.

Tanggal 15 = Dina Iwak, luwih becik, bocah lahir ing dina iku bhekti ing ratu lan maring mantri, tutulake gaweya rurupan kaya iwak buwangan meng banyu, ing dina iku samubarang becik, yen wong sahwat bisa lewih becik, bocah bekti maring alloh lan wong tuane, dina iku alloh ndadikake nabi yusuf, yen nrajang musuh becik tinrajang ala, dol tinuku becik.

Tanggal 16 = Dina malam, keliwat alane, bocah lahir tanggal iku bisa edan engetane, utawa tansah lalaranen lan kerep kemalingan yen lara tutulake gaweya rurupan malam buwangan meng gunung, dina iku lewih ala, yen sahwat ing dina tanggal iku yen daddi bocah nakal edan, watake durhaka maring wong tuwane, sabarang gawe ala. ing dina iku alloh ngelaknat/nyoba nabi lud, yen nrajang musuh ala, tinrajang uga ala, warta becik goroh , warta ala temen.

Tanggal 17 = Dina hulung bocah ing lahir tanggal iku becik danget ing sakabehane, yen lara gaweya rurupan hulung buwangan ing alas kang kiwa. dina iku samubarang gawe becik, seba ing ratu mantri becik, lulungan becik,dol tinuku becik, dina iku andadikake nabi yakub lan nabi musa mbeneri munajad. yen mbuburu becik nrajang musuh ala, trinajang becik, sabarang warta temen.

Tanggal 18 = Dina celeng , bocah lahir ing dina tanggal iku becik. ing dina iku alloh maringake nabi yakub tetemon lan nabi yusuf, wong lulungan becik, yen nrajang musuh pada asore, karna alloh ndadikake srengenge lan rembulan, yen lara tutulake gaweya rurupan celeng buwanga ngalor bener.

Tanggal 19 = Dina banteng bocah lahir ing dina iku watake ala durhaka ing alloh lan wong tuwane yen lara gaweya rurupan banteng buwangan meng alas, lan sedekaha, ing dina iku alloh ndadikake nabi yakub, yen seba ratu utawa mantri becik, ketemu wong sugih becik, sabarang warta temen, nrajang musuh ala tinrajng becik.

Tanggal 20 = Dina antu, bocah lahir ing dina iku becik, akeh rijekine tur loma, yen lulungan ala, nrajang utawa tinrajang musuh sampiyuh, yen ana warta temen, yen lara gaweya rurupan antu buwangan mengalor.

Tanggal 21 = Dina reng, bocah ing lahir tanggal iku ala durhaka maring wongtuwane yen lara gaweya rurupan areng buwangan mangidul lan sedekahan dina iku sabarang gawe ala, serba ratu utawa mantri ala, dol tinuku ala, warta becik temen warta ala goroh.

Tanggal 22 = Dina urang, lewih becik, bocah lahir tanggal iku becik dina iku alloh ndadikake nabi yusup, dol tinuku becik, seba ratu uatawa mantri becik yen lelungan wis tekan parane ala nrajang utawa tinrajang sampiyuh, yen lara tutulake urang buwangan meng omah.

Tanggal 23 = Dina uler segara, bocah lahir ing tanggal dina iku ala durhaka mareng wong tuwa, yen serba ratu utawa mantri becik, yen sahwat dadi , bocahe ala lan durhaka maring wong tuwa, yen ana warta temen, yen lara gaweya rurupan uler segara buwangen pernah maju pat lan sedekaha.

Tanggal 24 = Dina pare, ala banget, bocah lahir ing dina iku durhaka maring alloh lan wong tuwane. yen lara tutulake lenga, kapur lan beras di wenehake wong miskin, dina iku alloh ndadikake namrud lan pirngon, yen nrajang mungsuh utawa tinrajang pada lupute.

Tanggal 25 = Dina pandhe, bocah lahir ing dina tanggal iku kudu kang akeh sedekah, dina iku sembarang gawe ala, nrajang musuh ala, tinrajang becik.

Tanggal 26 = Dina kala, bocah lahir ing dina tanggal iku becik, watake bekti ing alloh lan wong tuwane, yen lara gaweya kala buwangan dalan prapatan, dina iku alloh ngelem pirngon sawonge pada tumpes perang lan nabi musa, yen nrajang ala tinrajang slamet.

Tanggal 27 = Dina helang, bocah lahir ing dina tanggal iku becik watake bekti ing alloh lan maring wong tuwane, dina iku lewih becik sambarang gawe tinemu becik, sebab alloh nurunake rahmat ing wong akeh, yen perang pada becike, warta becik temen, yen ala goroh, yen lara tutulake gaweya rurupan helang buwangan mangulon lan sedekahan.

Tanggal 28 = Dina pari, bocah lahir ing tanggal iku becik, sabarang gawe sarwa becik, yen lara tutulake mbuwanga meng kali, yen warta becik goroh , warta ala temen.

Tanggal 29 = bocah lahir ing bulan tanggal iku alaakeh larane lan durhaka maring wong tuwane yen lara gaweya rurupan uler buwangan manduwur, yen wong perang ing dina iku sampiyuh.

Tanggal 30 = Dina sada kaliwat alane, bocah ing dina tanggal iku yen wayah isuk akeh larane, yen lahire wayah luhur utawa asar becik, nanging yen akeh sidekahe, yen lara tutulake dusana sekar setaman ( banyu diwenehi kembang rupa-rupa), serta setaman kang ngango adus mau buwangan meng alas, yen nandur kudu kang akeh winihe, serba ratu utawa mantri becik, nrajang musuh becik, trinajang ala.

Dina samparawangke

Dina Samparawangke


Samparawangke iku dina sengkala. Ing sajerone 30 dina ,
ana dinane taliwangke 5,kang kabener tiba ringkel Aryang tegese
apese jalma prayoga disirik ing samubaranggawe kang perlu.


Ing wuku Arane dina

taliwangke


1. Warigalit Senen kliwon


2. Bala Senen Legi


3. Langkir Senen Paing


4. Sinta Senen Pon


5. Tambir Senen Wage








Dina taliwangke

Dina taliwangke





Taliwangke iku dina sengkala. Ing sajerone 30 dina ,
ana dinane taliwangke 6, prayoga disirik ing samubaranggawe kang perlu.




Ing wuku Arane dina Karepe ngarani dina langbange

taliwangke





1. Wuye Somaye Senen Kliwon Pasangan manuk




2. Wayang Anggarayang Slasa Legi Teja lumaku patine andaka



wana
3. Landep Bodanep Rebo Paing Iwak pringga mati




4. Warigalit Warigamis Kemis Pon Jalma mati




5. Kuningan Sukraingan Jumuah Wage Tuwuhan gagar




6. Kuruwelut Tumpaklote Setu Kliwon Kapas agring




Sunday, July 11, 2010

Neptu dina pasaran, sasi dan tahun


Akad Neptu 5
Kliwon Neptu 8
senen -"- 4
Legi -"- 5
Selasa -"- 3
Pahing -"- 9
Rebo -"- 7
Pon -"- 7
Kemis -"- 8
Wage -"- 4
Jumuah -"- 6



Setu -"- 9
























Sura Neptu 7
Rejeb Neptu 2
Sapar -"- 2
Ruwah -"- 4
Rabingulawal -"- 3
Pasa -"- 5
Rabingulakir -"- 5
Sawal -"- 7
Jumadilawal -"- 6
Dulkaidah -"- 1
Jumadilakir -"- 1
Besar -"- 3



































Alip Neptu 1
Dal Neptu 4
Ehe -"- 5
Be -"- 2
Jimawal -"- 3
Wawu -"- 6
Je -"- 7
Jimakir -"- 3



































Entri Populer